JOGJABROADCAST-Jakarta, 12 Februari 2025 – KOMISI (Komunitas Sales Indonesia) berhasil menyelenggarakan acara "Sales Transformation" di Hotel Ibis Styles Sunter, Jakarta, dengan tujuan meningkatkan kompetensi para sales leader dalam menghadapi dinamika bisnis modern.
Acara dibuka oleh Sekar Tyas Nareswari, pengurus divisi vokasi KOMISI Pusat dan Sales Manager di Azko. Ia memimpin sesi perkenalan interaktif yang mendorong peserta untuk memperkenalkan diri dan perusahaan mereka secara kreatif, sambil melakukan soft selling. "Silakan memperkenalkan diri. Ada 30 peserta yang hadir. Boleh juga sambil soft selling alias jual diri tapi tanpa ketahuan kalau sedang jualan. Siapa tahu tambahan omset berasal dari teman kanan kiri depan belakang kita," ujar Sekar, disambut tawa para peserta.
Indra Hadiwidjaja, Ketua KOMISI Pusat dan praktisi sales leader di perusahaan asuransi jiwa, menyoroti pentingnya adaptasi terhadap teknologi terkini. "Bisnis saat ini berubah sangat cepat dengan otomatisasi, kecerdasan buatan (AI), dan machine learning menggantikan pekerjaan rutin. Untuk mendapatkan informasi yang tepat dari AI, kita harus mampu membuat prompt yang tepat, yaitu instruksi atau pertanyaan yang diberikan pada sistem AI untuk mengarahkan respons yang dihasilkan. Ini perlu diketahui untuk membantu pekerjaan sales leader," jelas Indra.
Ia juga membahas tantangan dalam memimpin tim lintas generasi. "Sales leader kadangkala justru lebih susah menghadapi anak buahnya dibandingkan customer. Dengan adanya gap generasi, cara memimpin tim sales menjadi lebih kompleks. Rata-rata sales leader diangkat menjadi manajer atau pimpinan sales karena sebelumnya mampu mencapai dan melampaui target perusahaan. Namun, membuat anak buah memiliki kemampuan mencapai target seperti saat kita dulu mencapai target adalah bukan perkara mudah bahkan lebih mudah menghadapi customer daripada menghadapi tim untuk bisa mencapai target," tambah Indra.
Dalam sesi berikutnya, Dedy Budiman, M.Pd., founder KOMISI dan Champion Sales Trainer Derap Dinamis, membahas gaya kepemimpinan transformasional. "Gaya kepemimpinan transformasional yang menginspirasi dan memotivasi tim melalui visi yang kuat, dukungan personal, dan pengembangan individu akan lebih efektif dibandingkan dengan gaya kepemimpinan transaksional yang menekankan reward dan punishment," kata Dedy, yang juga merupakan mahasiswa doktoral dengan fokus penelitian di bidang sales.
Dedy juga menekankan pentingnya coaching yang efektif dengan metode GROW (Goal, Reality, Options, Will) dan pemahaman model DISC (Dominan, Intim, Stabil, Cermat). "Kita perlu memahami personality dan behavior DISC serta memotivasi karyawan menggunakan the 5 languages yang disingkat dengan KAWAH PERSIK, yaitu Kata-kata penguat, Waktu, Hadiah, Pelayanan, Sentuhan Fisik, yang terinspirasi dari buku 'The 5 Languages of Appreciation in the Workplace' karya Gary Chapman. Dan untuk coaching, paling sulit adalah membuat pertanyaan, manfaatkan AI seperti deepseek atau chatgpt dengan prompt yang tepat. Manfaatkan kemudahan teknologi," jelas Dedy, yang saat ini menjadi tim perumus kurikulum sales untuk dimasukkan dalam program mata pelajaran Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Setelah sesi materi, peserta berpartisipasi dalam diskusi kelompok dan praktik langsung untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari. Mereka juga diberikan tugas untuk dipraktikkan dengan tim masing-masing setelah pelatihan, yang akan dipantau oleh pengurus KOMISI melalui grup WhatsApp untuk menilai dampaknya bagi perusahaan.
Acara ditutup dengan foto bersama dan pemberian hadiah buku "Berani Jualan" kepada kelompok peserta paling aktif. "Terima kasih atas keaktifan semua peserta. Harapan kami, ilmu yang didapat hari ini dapat diterapkan dalam pekerjaan sehari-hari dan membawa kesuksesan bagi kita semua," pungkas Sekar yang juga merupakan founder Takon Pakar Edutainment. (*)