JOGJABROADCAST-YOGYAKARTA – Dalam rangka memperingati 200 tahun Perang Jawa, Paguyuban Trah Pangeran Diponegoro (Patra Padi) berkolaborasi dengan USKY.ai menghadirkan film berjudul Diponegoro Hero: 200 Tahun Perang Jawa. Pemutaran film ini digelar pada Senin, 10 November 2025, di Auditorium Grha Budaya Embung Giwangan, Yogyakarta.
Ketua Umum Patra Padi, R. Rahadi Sapta Abra, menjelaskan bahwa film berdurasi 35 menit ini bukan hanya menjadi bagian dari peringatan Hari Pahlawan, tetapi juga sekaligus memperingati Milad Pangeran Diponegoro yang jatuh pada 11 November 2025.
“Pemutaran film AI Diponegoro Hero menjadi pembuka rangkaian kegiatan, yang kemudian dilanjutkan dengan pagelaran wayang kulit di Ndalam Yudhanegaran pada 11 November, bertepatan dengan ulang tahun Pangeran Diponegoro,” ujar Abra dalam sambutannya.
Ia menambahkan, kegiatan nonton bareng ini diawali dengan pelatihan pembuatan film berbasis AI yang dipandu oleh King Bagus, Produser Diponegoro Hero, dan Soegimitro, International AI Maker sekaligus pakar digital branding.
Di kesempatan yang sama, King Bagus mengungkapkan bahwa film ini pertama kali tayang pada 14 Agustus 2025. Dengan teknologi kecerdasan buatan (AI), kisah heroik Pangeran Diponegoro dihidupkan kembali dalam format visual modern yang tetap sarat nilai sejarah.
“Setelah berdiskusi langsung dengan Ketua Umum Patra Padi di Yogyakarta, kami hanya membutuhkan waktu sekitar satu bulan untuk menyelesaikan film ini hingga tahap penayangan dan evaluasi,” tutur King Bagus.
Ia menambahkan, biaya produksi film AI ini tidak lebih dari Rp40 juta, jauh lebih efisien dibandingkan pembuatan film konvensional yang dapat menelan biaya hingga miliaran rupiah. “Prosesnya juga lebih cepat, tapi tetap bisa menampilkan kualitas yang layak ditonton,” tambahnya.
Melalui film ini, King Bagus berharap teknologi AI dapat menjadi sarana baru dalam melestarikan sejarah dan menanamkan semangat kepahlawanan kepada generasi muda.
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan, yang turut hadir dalam acara tersebut, menyambut positif inisiatif tersebut. Ia menilai bahwa penerapan teknologi AI di bidang budaya dapat membuka peluang besar bagi Yogyakarta untuk tetap menjadi pusat kreativitas dan inovasi.
“AI bisa menjadi jembatan untuk memajukan kebudayaan Yogyakarta. Apalagi pelatihan seperti ini memberi kesempatan bagi masyarakat untuk memahami teknologi baru yang mendukung pelestarian budaya,” kata Wawan.
Dukungan serupa juga disampaikan Direktur Film, Musik, dan Seni Kementerian Kebudayaan, Syaifullah Agam. Ia menilai teknologi AI kini menjadi kekuatan besar yang dapat merevolusi cara manusia berkreasi.
“AI adalah ide yang tak bisa dibendung. Namun, kreativitas manusia tetap menjadi jantung dari setiap inovasi,” ujarnya.
Menurutnya, penggunaan AI justru membuka peluang untuk berkarya dengan biaya lebih efisien dan waktu yang lebih singkat, tanpa menghilangkan nilai seni dan imajinasi manusia di dalamnya.(Edi)