JOGJABROADCAST-YOGYAKARTA – Dalam rangka memperingati Milad ke-240 Pangeran Diponegoro yang jatuh pada Selasa (11/11/2025), Paguyuban Trah Pangeran Diponegoro (Patra Padi) menyelenggarakan pagelaran wayang kulit dengan lakon Perang Jawa di Ndalem Yudanegaran, Jalan Ibu Ruswo, Yogyakarta. Acara ini sekaligus menjadi momentum refleksi 200 tahun Perang Jawa serta memperingati Hari Pahlawan.
Pagelaran tersebut menghadirkan Dalang Muda Ki Harlindar Mukti Prakoso, yang menampilkan kisah heroik perjuangan Pangeran Diponegoro melawan penjajahan Belanda.
Ketua Umum Patra Padi, R. Rahadi Sapta Abra, menyampaikan bahwa peringatan tahun ini memiliki makna istimewa karena bertepatan dengan dua momentum bersejarah, yakni 200 tahun Perang Jawa dan Hari Pahlawan.
“Tahun ini merupakan tahun yang sangat spesial. Melalui pagelaran wayang kulit ini, kami ingin mensyiarkan kembali nilai-nilai perjuangan dan keteladanan Pangeran Diponegoro kepada generasi masa kini,” ujar Abra.
Hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Menteri Sosial Republik Indonesia, Agus Jabo Priyono, yang memberikan apresiasi atas terselenggaranya acara tersebut. Menurutnya, kegiatan ini bukan hanya bentuk penghormatan terhadap Pangeran Diponegoro, tetapi juga pengingat pentingnya hubungan antara generasi masa kini dengan para leluhur.
“Kita perlu menjaga hubungan spiritual dan historis dengan para pendahulu agar kehidupan di masa depan menjadi gemilang,” ungkap Agus Jabo.
Ia juga menyinggung tantangan zaman modern yang disebutnya sebagai serakahnomik—sebuah kondisi di mana kekuatan imperialisme, oligarki, dan birokrasi korup menjadi ancaman nyata bagi bangsa.
“Perjuangan kita hari ini sebenarnya sama dengan semangat Pangeran Diponegoro saat melawan Belanda. Hanya saja medan perjuangannya berbeda,” tegasnya.
Lebih lanjut, Agus Jabo menekankan bahwa Perang Jawa merupakan perang identitas, di mana Pangeran Diponegoro berjuang bukan hanya untuk melawan penjajahan fisik, tetapi juga untuk menegakkan martabat dan kemerdekaan bangsa.
“Pangeran Diponegoro menginginkan kemerdekaan sejati, bebas dari belenggu penjajahan. Semangat inilah yang harus terus kita refleksikan dan hidupkan,” tambahnya.
Melalui pagelaran ini, Patra Padi berharap nilai-nilai perjuangan, keberanian, dan spiritualitas Pangeran Diponegoro dapat terus menginspirasi masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda, untuk menjaga jati diri dan semangat kebangsaan.(dwi)