JOGJABROADCAST-BANTUL-Pada hari bumi, Selasa 22 April 2025 Yayasan Griya Jati Rasa bekerjasama dengan Institute Ilmu Alquran An Nur, Ngarukem, Pendowoharjo, Sewon, Bantul telah mengundang mitra-mitra dari berbagai pihak untuk melakukan deklarasi pergerakan mitigasi perubahan iklim dan transformasi ekonomi hijau di DI.Yogyakarta berbasis masyarakat.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, memberikan apresiasi tinggi terhadap kegiatan ini. Dalam pesannya Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X, yang dibacakan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DI.Yogyakarta, Kusno Wibowo.
“Terimakasih kepada mitra, elemen masyarakat,organisasi , lembaga keagamaan,tokoh adat,Komunitas lokal, kalangan akedemisi dan pemerintah daerah yang terlibat dan secara aktif dalam penyelenggaraan kegiatan ini,” tutur Gubernur.
Gubernur juga menyampaikan, dalam konteks ini, pembangunan ekonomi tidak lagi bisa dijalankan dengan pendekatan konvensional. Langkah berani melakukan transformasi menuju ekonomi hijau, sebuah pendekatan yang menjaga daya saing ekonomi, sembari juga memperhatikan kelestarian alam dan keadilan antar generasi.
“Kita menyadari bahwa perubahan iklim bukan lagi isu Abstrak di DI.Yogyakarta, seperti juga di wilayah Indonesia, kita menyaksikan dampaknya musim yang kian sulit diprediksi, bencana hidrometeorologis yang meningkat dan ancaman terhadap ketahanan pangan serta sumber daya air,” jelasnya. Gubernur juga mengajak kepada seluruh pihak untuk terus meningkatkan kolaborasi dan sinergi. “Deklarasi ini hanyalah langkah awal, yang lebih penting adalah langkah nyata setelah ini,” imbuhnya.
Deklarasi dipimpin oleh Rektor Institute Ilmu Alquran An Anur, Dr Ahmad Sihabul Millah, M.A yang membacakan setiap potongan kata untuk diikuti oleh para undangan.
Deklarasi dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, mulai dari pejabat Kepala Dinas DLHK DI.Yogyakarta, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dari lima kabupaten dan kota Yogyakarta, tokoh lingkungan, pelajar, akademisi, hingga perwakilan komunitas adat dan petani. Naskah deklarasi berisi 6 komitmen atas nama keadilan ekologis, keberlanjutan hidup dan tanggungjawab bersama kepada bumi.
Sementara itu, Direktur Yayasan Griya Jati Rasa, Farsijana Adeney – Risakotta PhD, menyampaikan deklarasi ini merupakan wujud komitmen bersama untuk mendorong perubahan cara hidup bersama alam dimulai dari akar rumput.
“Kami percaya bahwa masyarakat memiliki potensi besar untuk berperan serta dalam menghadapi perubahan dalam menghadapi krisis iklim. Diharapkan muncul sinergi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya dilakukan berkelanjutan dalam menghadapi tantangan perubahan iklim saat ini,” pungkas Farsijana.
Kehadiran wakil-wakil masyarakat yang telah melakukan berbagai kegiatan untuk menyeimbangkan ekologi, melakukan transformasi praktek mutu dalam berbisnis kiranya menguatkan perilaku peduli lingkungan yang bisa mempengaruhi dan mengubah beban bumi saat ini. Kenaikan suhu bumi memberikan ancaman kepada manusia itu sendiri. Farsijana mengharapkan
“Dengan pergerakan melalui mitigasi iklim dan tranformasi ekonomi hijau berbasis masyarakat ini mudah - mudah kita bisa menanggulangi dampaknya,” terang Farsijana. Penyingkapan pengetahuan dan kesadaran para undangan terhadap persoalan perubahan iklim dibuka dengan menonton film dokumenter bersama berjudul perubahan iklim dan Bimo Ngeresiki jagad.
Selain itu, dilakukan simulasi tentang praktek mutu pengolahan sampah dari Obah Apik Yayasan Al-Ma-had An Nur yaitu pengolahan sampah berbasis pesantren, simulasi dari Koperasi Konsumen Griya Jati Rasa yang dilakukan oleh anggotanya dalam memproduksi produk dengan kemasan ramah lingkungan sambil melakukan konservasi seperti budidaya pohon teh di Nglinggo Samigaluh, Kulon Progo.
Penanganan sampah organik yang juga memberikan nilai ekonomis berbasis keluarga dengan menggunakan maggot dilakukan oleh dr Ida Ayu Triastuti, MHPE, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana.
Penyerahan 500 bibit pohon dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DI.Yogyakarta oleh Yayasan Griya Jati Rasa diberikan kepada IIQ An Nur. Penyerahan simbolik pohon Nyamplung dari direktur PT. Pandu Wijaya Negara, Ir Edi Supriyanto dan sertifikat komitmen Yayasan Griya Jati Rasa kepada IIQ An Nur, Koperasi Konsumen Griya Jati Rasa dan wakil-wakil dari 5 Kalurahan yang berada di Kulon Progo, Sleman, Kota Yogyakarta, Bantul dan Gunung Kidul. Penanaman simbolis pohon Nyamplung dilakukan di halaman IIQ An Nur.
“Nyamplung adalah emas hijau Indonesia yang menyerap karbon, bisa menjadi energi alternatif pengganti fosil dan mengentaskan kemiskinan warga. Karena itu diharapkan keterlibatan kelompok tani hutan seperti yang dilakukan oleh Yayasan Griya Jati Rasa kiranya memungkinkan mereka bisa mendapat manfaat langsung dari pasar karbon yang sudah dilakukan oleh Indonesia”, demikian penjelasan dari Edi Supriyanto.
Sebuah pembacaan puisi berjudul Pelukan Bumi, Warisan Abadi dilakukan mengawali deklarasi. Sebelum acara ditutup dengan foto bersama, para undangan menyanyikan lagi Lestarikan hutan yang dinyanyikan Cak Sodiq New Monata. (*)